M. Kautsar Muntazar salah satu perwakilan SMAN 1 Pabedilan mengikuti lomba Cipta Puisi dalam rangka FLS2N. (Foto: Supartini, S. Pd) |
Lemahabang, JAS – SMAN 1 Pabedilan mengikuti lomba dalam rangka FLS2N (Festival Lomba Seni Siswa Nasional). Lomba yang diadakan diantaranya lomba baca puisi, cipta puisi, dan monolog. Lomba ini di laksanakan di SMAN 1 Lemahabang. Pada hari ini, Sabtu (27/07/2019), dimana dari masing-masing cabang perlombaan akan dipilih salah satunya sebagai perwakilan kabupaten ditingkat provinsi.
Acara yang berlangsung sejak pukul 07.30 WIB diikuti oleh beberapa sekolah yang ada di Kabupaten Cirebon. Di awali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan dilanjutkan dengan sambutan ketua panitia sekaligus ketua MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) yaitu H. Ahmad Zuhri, M. Pd. Kegiatan FLS2N ini merupakan program nasional. FLS2N sendiri ada 9 cabang mata lomba.
H. Ahmad Zuhdi, M. Pd selaku ketua pelaksana sekaligus ketua MGMP saat menyampaikan sambutan. (Foto: Rifa) |
“Yang domainnya Bahasa Indonesia yaitu baca puisi, cipta puisi, dan monolog jadi ketiga cabang itu diurus oleh MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) sedangkan untuk sisanya diurus oleh MGMP Seni yang tercakup dalam lomba poster, tari kreasi, solo vokal, kriya, gitar solo dan film pendek yang diadakan di SMAN 1 Sumber,” tutur H. Ahmad Zuhri, M. Pd
“Untuk lomba puisi ada 21 peserta, cipta puisi ada 18, dan monolog ada 7 peserta. Acara ini sudah diadakan pada tahun sebelumnya hanya saja pada tahun sebelumnya ditunjuk oleh KCD (Kantor Cabang Dinas) langsung tidak melalui seleksi lagi. Semoga acara ini kedepannya lebih meriah lagi, partisipasinya lebih banyak dan semoga yang lolos ditingkat kabupaten bisa lolos juga ditingkat provinsi sebab tahun kemarin juga mendapat juara harapan satu dari cabang monolog,” lanjutnya lagi.
Penampilan Diah Ayu Nurlestari dari SMAN 1 Pabedilan saat mengikuti lomba baca puisi dalam rangka FLS2N. (Foto: Rifa) |
Masing-masing cabang perlombaan tentu memiliki kriteria penilaian yang berbeda, seperti halnya lomba baca puisi yang dijurikan oleh Tiffany Kautsar, M.Pd., seorang dosen dari UNIKU (Universitas Kuningan) yaitu tentang bagaimana cara penyampaian puisi atau pemahaman isi puisi, vokal puisi, ekspresi atau penampilan peserta, itu secara teknis penilaian dalam lomba baca puisi.
“Semua peserta bagus, saya suka vokalnya. Cuma pembimbing dari peserta sepertinya lupa memberikan pengertian antara deklamasi dan dramatisasi. Padahal sayang mereka bagus, tapi mereka lepas naskah. Jadi kesannya mereka menghafal puisi, bukan membaca puisi. Saya berharap untuk pemenang bisa belajar lagi. Untuk yang tidak menangpun bukan berarti mereka harus kecewa, tapi harus digali lebih dalam lagi belajarnya. Mungkin di sini tidak dapet, tapi siapa tahu di momen lain berhasil. Tidak hanya lihai dalam membaca puisi, tapi alangkah baiknya jika mereka bisa menulis puisi.” Komentarnya.
Sementara itu, salah satu peserta dari SMAN 1 Pabedilan, Diah Ayu Nur Lestari yang ikut serta dalam lomba tersebut menuturkan merasa lega karena sudah tampil dengan maksimal, ia juga menegaskan beban yang dirasanya seakan hilang.
"Sempat nerrvous juga pas tampil, harapan saya sih tidak banyak karena ini pertama kalinya saya ikut lomba membaca puisi, semoga kedepannya bisa ikut lomba-lomba lagi dan bisa mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang di harapkan," katanya.
Sementara itu, salah satu peserta dari SMAN 1 Pabedilan, Diah Ayu Nur Lestari yang ikut serta dalam lomba tersebut menuturkan merasa lega karena sudah tampil dengan maksimal, ia juga menegaskan beban yang dirasanya seakan hilang.
"Sempat nerrvous juga pas tampil, harapan saya sih tidak banyak karena ini pertama kalinya saya ikut lomba membaca puisi, semoga kedepannya bisa ikut lomba-lomba lagi dan bisa mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang di harapkan," katanya.
Reporter: citra/hasanatun/rifa
Tags:
#AltriaSatra