Pendidikan Terkendala, Setahun Covid-19 Belum Ada Solusi Konkret

Ilustrasi pembelajaran daring
(dok. KKN Tematik UPI)

Oleh: Lugiyana

Wabah Covid-19 di Indonesia belum menunjukan tanda-tanda akan mereda. Berbagai sektor di awal kemunculan virus ini ikut anjlog seiring penularan yang semakin pasif. Tentu saja hal itu memberikan dampak yang sangat signifikan, bukan hanya bidang ekonomi yang terpukul, namun juga pendidikan. Dalam rangka memutus rantai penyebaran virus, pemerintah mengeluarkan kebijakan dan menghimbau agar seluruh siswa dan para pendidik di Indonesia untuk melaksanakan proses belajar mengajar secara jarak jauh. 

Akan tetapi, permasalahan baru pun muncul, berjalan, proses pembelajaran yang daring di Indonesia masih belum terlaksana dengan baik, karena banyak hambatan dan hambatan yang merusak. Contoh kasus adalah dalam lingkungan media komunikasi baik dari tenaga pendidik maupun siswa, seperti jaringan yang kurang stabil, tidak semua siswa yang memiliki akses untuk melakukan pembelajaran daring dan lain sebagainya. Berbagai masalah tersebut tentunya akan sangat mempengaruhi terlaksananya proses pembelajaran terutama yang berpengaruh pada motivasi belajar siswa.

Selaras dengan hal tersebut, Attri (2012) yang menyatakan bahwa terdapat beberapa masalah atau masalah yang peserta didik pada saat pelaksanaan pembelajaran daring, seperti biaya, motivasi belajar, umpan balik, pengalaman serta kebiasaan. Yang benar-benar Erni, dkk (2020) dalam penelitiannya bahwa jaringan jaringan juga dapat menghambat pembelajaran secara daring.

Penulis juga melihat keadaan di lapangan, masalah pembelajaran yang terdapat pada siswa terdapat beberapa diantara satu dan yang lainnya, hambatan tersebut seperti sarana dan prasarana yang kurang memadai, kuota dan jaringan internet, dan kurang memahami materi pada saat proses pembelajaran. Di sisi lain, siswa dituntut untuk bisa mengikuti pembelajaran seperti biasanya, proses pembelajaran mengajar dilaksanakan secara daring.

Masalah pembelajaran ini juga sangat dirasakan oleh siswa SMA Negeri 1 Pabedilan, Kabupaten Cirebon. Siswa mengeluh karena kuota dan internet yang kurang memadai, ditambah siswa yang tidak mendapatkan subsidi dari pemerintah secara langsung berdampak pada motivasi belajar mereka yang nantinya akan timbul rasa malas dalam melaksanakan pembelajaran secara daring. Kemendikbud (dalam Asmuni, 2020) menjelaskan bahwa kadang-kadang siswa mengalami jaringan atau koneksi internet yang tidak stabil karena letak geografis siswa saat belajar jauh dari sinyal seluler.

Masalah kuota dan jaringan internet, siswa SMA Negeri 1 Pabedilan mengeluh dengan penggunaan media pembelajaran, karena media pembelajaran tersebut dirasakan tidak cocok untuk melaksanakan pembelajaran daring, penulis mendapatkan info dari salah satu siswa SMA Negeri 1 Pabedilan bahwa penggunaan media pembelajaran tersebut menguras kuota yang sangat banyak , dan tidak efektif dalam pembelajaran.

Dari kedua belah pihak, siswa juga merasakan hal yang lainnya mengenai pemahaman materi pada saat proses pembelajaran. Kurang proses pemahaman pembelajaran bisa disebabkan oleh kurangnya kontrol, akses internet yang kurang memadai, dan adanya gangguan eksternal yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa. Pemahaman materi dalam proses pembelajaran merupakan hal yang harus diantisipasi.

Berbagai hal yang wajar oleh siswa SMA Negeri 1 Pabedilan merupakan hal yang wajar dalam pelaksanaan pembelajaran. Dari tempat tersebut terdapat solusi untuk meminimalisir dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang berani. Pertama, siswa harus berperan aktif dalam memanfaatkan teknologi dan wifi yang ada di sekolah jika ada, pemanfaatan teknologi dan wifi yang ada di sekolah dapat mengurangi siswa pada kuota dan jaringan internet. Siswa melaksanakan pembelajaran daring dengan menggunakan fasilitas sekolah merupakan salah satu solusi untuk meminimalisir gangguan pada saat pembelajaran.  

Kedua, siswa juga dapat melaksanakan pembelajaran pembelajaran dalam kelompok, siswa dapat tukar pikiran atau pendapat dengan yang lainnya mengenai pembahasan. Belajar dengan kelompok terbatas dapat memberikan hal yang positif bagi siswa karena dalam pelaksanaan pembelajaran setiap siswa dapat memahami materi sesuai dengan kemampuannya masing-masing.

Ketiga, penggunaan media pembelajaran yang cocok digunakan dilingkungan sekolah. Mengkombinasikan media pembelajaran yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran daring merupakan solusi untuk meminimalisir. Disini sebagai pengajar harus mempunyai strategi dalam pelaksanaan proses pembelajaran agar siswa tidak bosan selama proses pembelajaran yaitu dengan cara mengkombinasikan media pembelajaran. Mengkombinasikan media pembelajaran dapat digunakan jika pembelajaran dilaksanakan 1 jam 30 menit bisa mengkombinasikan media dalam melaksanakan pembelajaran, seperti 45 menggunakan Mrs Teams / Zoom dan sisa waktu 45 menit diskusi dengan menggunakan Whatsapp.

Dari beberapa solusi tersebut, semoga bisa diterapkan dalam pelaksanaan pembelajaran khususnya di SMA Negeri 1 Pabedilan karena dapat memotivasi minat belajar siswa. Oleh karena itu saya mengharapkan proses pembelajaran yang ada di SMA Negeri 1 Pabedilan dapat berjalan dengan baik dan lancar.


* Penulis adalah mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) prodi Pendidikan Teknik Elektro Semester 6 dan alumni SMAN 1 Pabedilan 


Editor:

Muhammad Guruh Nuary


Referensi:

Attri, AK (2012). Masalah dan Solusi Pendidikan Jarak Jauh. Jurnal Internasional Ilmu Perilaku dan Sosial Perilaku. Vol. 1, No. 4, Hal. 42-58. http://ijobsms.in/issue4,vol1,p7%20attri.pdf

Asmuni. (2020). Problematika Pembelajaran Daring di Masa Pandemi COVID-19 dan Solusi Pemecahannya. Jurnal Paedagogy: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan. 7 (4). 281-288.

Sadikin, A dan Afreni, H. (2020). Pembelajaran Daring di Tengah Wabah Covid-19. BIODIK: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi. Vol. 6, No.2, Hal. 214-224. https://online-journal.unja.ac.id/biodik/article/view/9759

Setyorini, I. (2020). Pandemi Covid-19 dan Pembelajaran Online: Apakah Berpengaruh Terhadap Proses Pembelajaran pada Kurikulum 13?. Bawal Widya Riset Teknik & Manajemen Industri (JIEMAR). Vol. 1, No.1, Hal. 95-102.h https://jiemar.org/index.php/jiemar/article/view/31


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama