"Jadwalnya seharusnya hari Kamis kemarin, cuma dari pihak puskesmasnya ada jadwal yang lain. sehingga sedikit ada yang bentrok dengan KBM yang sedang berlangsung saat ini," jelas Anan saat ditemui Altria Satra di pelataran SMAN 1 Pabedilan, Senin (11/10).
Vaksinasi tahap kedua ini juga berpengaruh terhadap KBM dimana yang sebelumnya diadakan hanya untuk 30% dari jumlah siswa yang telah mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM), akan ditambah menjadi 50% yang mengikuti PTM saat ini.
"Semoga Siswa-Siswi SMAN 1 Pabedilan sudah vaksin semua juga sehat semua dan sudah siap untuk pembelajaran 100%, karena kan sekarang baru 50% sudah dicoba," harap Anan terhadap keberlangsungan KBM selanjutnya.
Namun menurut Hernawati salah satu siswi SMAN 1 Pabedilan, vaksinasi tahap kedua yang diadakan saat KBM berlangsung kurang efektif.
"Vaksinasi kali ini kan diadakan saat KBM, jadi saat KBM berlangsung harus menunda KBM untuk divaksin terlebih dahulu, sehingga menimbulkan ketegangan saat akan vaksin karena dari rumah 80% persiapannya ya untuk belajar, 20%-nya untuk menghadapi vaksin" ungkap perempuan yang juga Sekretaris Altria Satra itu.
Herna — sapaan karibnya — menuturkan bahwa vaksinasi dosis kedua jauh lebih sakit dari vaksinasi sebelumnya. Bukan hanya itu, menurutnya ada beberapa siswi yang mengalami pendarahan setelah vaksin namun tidak terjadi gejala lebih lanjut.
Sementara itu, Indri Septiani A.Md.Kep selaku tenaga medis yang menangani vaksinasi tahap kedua menuturkan vaksinasi hanya diadakan sampai dosis kedua. Belum ada info lebih lanjut mengenai vaksin booster atau vaksin tahap ketiga.
"Untuk umum hanya ada dosis kedua saja, dosis ketiga hanya untuk Nakes jadi dosis vaksin hanya sampai kedua saja" tutup Indri usai melakukan vaksinasi.